top of page

Search Results

55 results found with an empty search

  • KKN STITM Paciran Berakhir, Tinggalkan Jejak Haru di SMAMIX

    KKN STIT Muhammadiyah Paciran Berpamitan dengan Guru dan Siswa SMAMIX (Aksara/Istimewa) Aksara  - Suasana haru menyelimuti halaman SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX) pada Senin (01/09/25). Pelaksanaan apel pagi kali ini terasa berbeda, diakhiri dengan momen perpisahan yang mengharukan karena para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah (STITM) Paciran pamit undur diri.   Selama satu bulan penuh, kehadiran para mahasiswa KKN ini telah memberikan kontribusi besar di SMAMIX. Mereka aktif membantu guru-guru dalam berbagai kegiatan, termasuk mengajar siswa saat ada guru yang berhalangan hadir. Selain itu, mereka juga menunjukkan antusiasme tinggi dengan terlibat aktif membantu berbagai kegiatan yang diadakan oleh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMAMIX.   Tak heran jika kepergian mereka menyisakan rasa sedih di hati keluarga besar SMAMIX. Kedekatan yang terjalin antara mahasiswa KKN dan para siswa membuat momen perpisahan ini terasa semakin berat.   "Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, kami teman-teman KKN sudah berada di penghujung hari," ujar Faiz, ketua KKN dari STITM, dalam sambutannya.   Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Bapak Sa'id Alfalahi, menyampaikan rasa terima kasih dan harapan. "Mudah-mudahan selesainya tugas ini dapat mempermudah kakak-kakak mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhirnya nanti. Semoga silaturahmi tetap bisa terjalin meski program KKN di sini telah usai," pesannya.   Penulis Intan Nur ’Aini ( 12-5)

  • Bukan Sekadar Hidup, Melainkan Hidup dengan Mengejar Kemuliaan Allah

    Ilustasi (Aksara/Canva AI) Aksara - Ketika kita menjalani hidup, apakah hanya sekadar rutinitas makan, beraktivitas, tidur, buang air, dan seterusnya? Hewan pun melakukan hal yang sama. Lantas, apa yang membedakan kita dengan mereka? Tentu kita tidak ingin disamakan dengan hewan. Manusia dan hewan sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT, tetapi manusia diciptakan dengan keistimewaan. Kita diberi akal dan pikiran, bahkan ada yang dianugerahi hidayah. Keunikan inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk paling lemah saat lahir, namun bisa menjadi sangat mulia. Kita tidak bisa langsung bicara, berjalan, bahkan untuk makan pun membutuhkan pertolongan. Dari kelemahan inilah, kita beranjak dewasa, mengenal Sang Pencipta, menjadi makhluk yang beriman, bertakwa, dan berhak atas surga. Di akhirat kelak, setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatan selama hidup di dunia. Setiap perbuatan akan mendapat ganjaran yang setimpal, baik di dunia, apalagi di akhirat. Hal ini tidak dialami oleh makhluk lain, termasuk hewan. Sujud, sebuah perendahan diri tertinggi. Setinggi apa pun jabatan, kekayaan, atau kecerdasan seseorang, derajat tertinggi tetaplah milik mereka yang bersedia sujud kepada Sang Pencipta (Q.S. Adz Dzariyat: 56). Mampu bersujud kepada-Nya adalah kenikmatan yang tak ternilai. Sebagaimana dua sisi mata uang, manusia juga diberi tugas mulia sebagai khalifah di muka bumi (Q.S. Al-Baqarah: 30), pemimpin yang harus berbuat kebaikan, bukan hanya untuk dirinya sendiri. Jika demikian, untuk apa kita mati-matian mengejar dunia? Mengorbankan waktu, tenaga, bahkan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan? Mengapa harus mengejar jabatan hanya untuk mendapatkan sebutan "orang terhormat", yang pada akhirnya akan hilang saat kita mati? Mengapa tega menjegal teman sekerja, memusuhi saudara sekandung karena warisan, atau membungkam saingan yang seiman? Yang lebih penting, mengapa kita membuang agama sebagai pedoman? Padahal, Islam adalah penyelamat utama kita. Allah dan Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa hidup ini tidak ada artinya jika kita berakhir di neraka. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW mewasiatkan agar kita berpegang teguh pada dua pusaka: Al-Qur'an dan Al-Hadits. Dengan keduanya, kita akan selamat dan bahagia di dunia serta akhirat, bahkan bisa berkumpul kembali di surga Firdaus bersama para nabi, orang-orang yang jujur, muttaqin , mukmin, dan muhsinin . Namun, mengejar akhirat juga tidak berarti kita harus melupakan urusan dunia. Wallahu'alam . Keduanya harus seimbang. Kita dituntut untuk menjadi hamba yang baik, sekaligus pemimpin yang baik. Dunia adalah ladang untuk menanam kebaikan, dan akhirat adalah tempat kita menuai hasilnya. Penulis Sa’id Al Falahi, S.H.I (Waka Kesiswaan)

  • Bukan Sekadar Kostum Nelayan, Kelas X-2 SMAMIX Tunjukkan Semangat Gotong Royong di Karnaval Desa

    Kelas X-2 Berpartisipasi dalam Karnaval Desa Sedayulawas (Aksara/Istimewa) Aksara - Karnaval Desa Sedayulawas (24/08/2025) lalu berlangsung meriah, penuh warna, dan menjadi ajang kebersamaan masyarakat sekaligus pelajar. Tidak ketinggalan, siswa-siswi kelas X-2 SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX) ikut ambil bagian dalam barisan karnaval dengan menampilkan kekompakan dalam kostum dan properti bertema “Nelayan”. Dengan busana sederhana namun serasi, para siswi mengenakan kebaya bernuansa pink, sementara siswa memakai kaos putih, celana hitam, dan topi anyaman. Yang membuat penampilan mereka unik adalah properti yang dibawa: ikan panggang asli yang ditata rapi. Properti ini tidak hanya memperkuat tema nelayan, tetapi juga memberi kesan nyata tentang kehidupan masyarakat pesisir, mengundang senyum kagum dari warga yang menonton. Lebih dari sekadar berpartisipasi, karnaval ini menjadi pengalaman berharga bagi para siswa khususnya kelas X-2. Persiapan yang dilakukan bersama-sama, mulai dari diskusi, penentuan kostum, hingga menata properti, menumbuhkan rasa tanggung jawab, kebersamaan, dan semangat gotong royong. Wali kelas X-2, Ibu Fikriyah Ni'matul 'Ulya S.Pd.I, menyampaikan rasa bangganya atas partisipasi dan kekompakan anak didiknya. “Alhamdulillah, saya sangat bangga dengan partisipasi kelas X-2. Kekompakan, keceriaan, serta kreativitas yang ditampilkan benar-benar mencerminkan semangat muda yang positif,” ujarnya. Guru yang akrab disapa Mrs. Fika ini juga menambahkan bahwa kekompakan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara siswa, orang tua, dan guru. Dukungan penuh dari orang tua dan bimbingan guru menjadi faktor kunci yang membuat para siswa bersemangat. Ia yakin bahwa siswa X-2 punya potensi yang bagus. Ia berpesan agar seluruh siswa kelas X-2 mampu pertahankan semangat kebersamaan ini dalam setiap kegiatan, baik di sekolah maupun di luar sekolah; Tingkatkan kualitas diri dengan disiplin, tanggung jawab, dan terus berprestasi. “Ingatlah bahwa keberhasilan bukan hanya dari satu orang, tetapi dari kerja sama seluruh anggota kelas. Semoga X-2 selalu menjadi kelas yang solid dan berkualitas. Hormat dan sayang untuk para guru SMAMIX, terutama wali kelas X-2,” tutupnya sambil tersenyum. Sementara itu, Ketua Kelas X-2, Alif Nur Prasetyo, merasa bangga bisa menjadi bagian dari kelas yang solid ini. “Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya berharap kita terus kompak, saling mendukung, dan menjadikan kelas ini tempat yang penuh semangat belajar,” ucapnya. Partisipasi mereka di karnaval ini bukanlah hanya soal kostum atau hiasan. Lebih dari itu, karnaval ini menjadi sebuah pengalaman berharga tentang arti kerja sama, kreativitas, rasa bangga terlibat dalam kegiatan desa dan melestarikan budaya lokal. Hal ini membuktikan bahwa generasi muda bisa berpartisipasi aktif dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Penulis Alma Tsabitah Al Zadah (10-2)

  • Bazar Kuliner SMAMIX Meriahkan Puncak HUT ke-80 RI

    PR IPM SMAMIX Gelar Bazar di Penghujung HUT RI Ke-80 di Halaman Sekolah (Aksara/Istimewa) Aksara - Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX) sukses menggelar Bazar SMAMIX pada Jum'at (29/08/2025). Acara yang berlangsung meriah di halaman sekolah ini merupakan bagian dari peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. Bazar yang dibuka untuk seluruh warga sekolah, termasuk guru dan masyarakat sekitar, ini dimulai sejak pukul 16.00 hingga 20.00 WIB. Kehadiran para alumni SMAMIX turut menambah kemeriahan suasana. Menggunakan sistem kupon, bazar ini menawarkan beragam kuliner, mulai dari ayam bakar, nasi bebek, ayam geprek, nasi goreng, hingga pempek. Tak hanya kuliner, berbagai pertunjukan seni juga turut menyemarakkan acara. Pertunjukan puisi, tapak suci, dan penampilan band dari siswa SMAMIX berhasil menghibur para pengunjung, memperkuat nuansa kebersamaan sepanjang acara. Salah satu stand yang mencuri perhatian adalah "Stand Mulan" yang mengusung konsep angkringan. Berbagai makanan dan minuman ala angkringan disajikan dengan harga yang ramah di kantong pelajar. "Konsep angkringan kami pilih supaya ada sesuatu yang beda dan lebih berkesan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar salah satu panitia bazar. Selain itu, "Stand Photobooth"  juga menjadi spot favorit. Dengan dekorasi estetik dan properti unik, termasuk motor Astrea klasik yang ikonik, stan ini menjadi tempat ideal untuk mengabadikan momen kebersamaan. Ketua Pelaksana Bazar, Aljannatu Adnin Tsalasah, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan. "Tujuan utama dari bazar ini bukan hanya untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan, tetapi juga sebagai wadah bagi seluruh warga sekolah untuk berpartisipasi aktif," ungkapnya. Antusiasme siswa pun sangat terasa, salah satunya Novita Adhi Lestari. Ia mengaku senang bisa ikut meramaikan acara. "Bazar kali ini seru karena bisa bertemu teman-teman dan guru-guru. Banyak hal menarik, ada penampilan, tempat buat foto-foto, dan ada Stand Mulan juga," kata Novita. Dengan antusiasme tinggi dari seluruh siswa dan keterlibatan aktif PR IPM, Bazar SMAMIX dinilai sukses menjadi kegiatan yang edukatif sekaligus menyenangkan. Penulis Syalwa Az-Zahra Awwaliyah (12-5)

  • KKN STITM Paciran Bekali Siswa SMAMIX dengan Keterampilan Menulis

    KKN STIT Muhammadiyah Paciran Selenggarakan Seminar Jurnalistik untuk Siswa SMAMIX (Aksara/Istimewa) Aksara – Suasana antusias memenuhi Aula SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX) pada Rabu (27/08/2025) lalu, saat para siswa-siswi berkesempatan mengikuti seminar jurnalistik yang diselenggarakan oleh kakak-kakak Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbyah Muhammadiyah (STITM) Paciran. Acara ini bertujuan membekali generasi muda SMAMIX dengan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan di bidang jurnalistik. Seminar ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi siswa-siswi untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka, mencetak penulis-penulis handal yang mampu menyampaikan gagasan secara efektif dan menarik. "Menulis adalah sebuah keterampilan yang perlu diasah dengan tekun dan sabar," ujar Wahyu Rofiin Rasendria, pemateri utama seminar. Dalam sesi yang interaktif, Wahyu Rofiin Rasendria tidak hanya membahas seluk-beluk keterampilan menulis, tetapi juga menyoroti peran krusial membaca buku. "Dengan membaca, wawasan seorang penulis akan semakin luas, memungkinkan mereka menciptakan tulisan yang lebih kaya dan mendalam," tambahnya. Peserta juga diajak menyelami dunia penulisan opini dan artikel, dimulai dari menemukan tema-tema yang relevan dan menarik. Seminar ini membagikan tips praktis dalam mengembangkan judul, seperti menjadikannya singkat, padat, jelas, dan yang paling penting, mampu memancing rasa penasaran publik. Sebelum mulai menulis, pentingnya membuat outline  atau kerangka karangan menjadi fokus pembahasan. Kerangka ini berfungsi sebagai kompas, menjaga alur pemikiran tetap sistematis dan terarah. Pemateri menekankan bahwa kerangka yang baik harus didasari oleh pemilihan materi yang kuat dan tema yang berbobot. Tips Jitu Menulis ala Kak Wahyu Rofiin Rasendria: Perbanyak Membaca:  Luaskan wawasan dan temukan inspirasi dari berbagai sumber. Ikuti Pelatihan:  Asah keterampilan menulis Anda melalui bimbingan ahli. Pilih Tema Aktual:  Fokus pada isu-isu terkini yang menarik perhatian masyarakat. Buat Judul yang Menarik:  Ciptakan judul yang singkat, jelas, dan memancing rasa penasaran, lalu akhiri dengan kesimpulan yang jelas. Susun Outline :  Bangun kerangka karangan yang logis dan kembangkan menjadi tulisan yang utuh. Lakukan Editing :  Pastikan tulisan Anda bebas dari kesalahan sebelum dipublikasikan. Setelah proses menulis selesai, editing  menjadi tahap tak terpisahkan untuk memastikan tulisan layak terbit. "Membaca karya orang lain juga sangat membantu meningkatkan kemampuan menulis kita," pungkas Kak Wahyu. Penulis Rahma Zalikha Khoirunnisa (12-5)

  • Berawal dari Coba-coba, Luna Sukses Jadi PASKIBRA Kabupaten Lamongan

    Fullana Qowanda Harum, Perwakilan SMA Muhammadiyah 9 Brondong, Paskibra Kabupaten Lamongan 2025 (Aksara/Istimewa) Aksara - Siswi SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX), Fullana Qowanda Harum, berhasil terpilih sebagai Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) tingkat Kabupaten Lamongan tahun 2025. Keterlibatannya sebagai Paskibra pada Upacara Bendera Peringatan detik-detik proklamasi di Alun-alun Kabupaten Lamongan, Ahad (17/08/2025) lalu, sontak menjadi kabar yang membanggakan. Fullana, yang akrab disapa Luna, mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada Paskibra berawal dari keikutsertaan yang tidak disengaja. "Awalnya cuma ikut-ikutan seleksi Paskibra tingkat Kecamatan, tapi ternyata seru poll ," ujarnya dengan antusias. Berkat hasil memuaskan di tingkat Kecamatan, Luna pun termotivasi untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Perjalanan menuju Paskibra tingkat Kabupaten tidaklah mudah. Luna harus melewati berbagai tahapan seleksi yang penuh tantangan. Namun, dengan semangat dan tekad kuat, ia berhasil menaklukkan setiap rintangan dan lolos sebagai salah satu perwakilan Paskibra terbaik. Mulai tanggal 17 Juli 2025 Luna sudah memulai latihan intensifnya. Di bawah bimbingan pelatih, ia dan anggota Paskibra lainnya digembleng dengan berbagai materi, mulai dari baris-berbaris, formasi, hingga latihan fisik yang menguras tenaga. Meskipun terasa melelahkan, Luna tegaskan bahwa dia bersemangat dan selalu fokus dalam menjalani setiap sesi latihan. "Jadi Paskibraka ini pengalaman berharga bagiku. Dari latihan yang melelahkan sampai suksesnya pengibaran, semuanya mengajarkan tentang kebersamaan dan tanggung jawab," tutur Luna. Ia juga menambahkan, "Capeknya latihan akan terbayar lunas dengan rasa bangga kalau kita sudah melaksanakan tugas dengan baik." Penulis Novita Adhi Lestari (12-5)

  • Siswi SMAMIX Raih Beasiswa Pelajar Bank Syariah Indonesia

    Hanana Zahrotus Syita Al Qodiri, siswi kelas XII-5 SMA Muhammadiyah 9 Brondong Meraih Beasiswa Pelajar dari Bank Syari'ah Indonesia (BSI) (Aksara/Istimewa) Aksara  – Hanana Zahrotus Syita Al Qodiri, siswi kelas XII-5 SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX), berhasil meraih Beasiswa Bank Syariah Indonesia (BSI Scholarship ) Pelajar. Beasiswa ini memberikan manfaat berupa dana pendidikan bulanan, program mentorship  pengembangan diri, bimbingan intensif persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2026, serta networking  antar sesama penerima beasiswa BSI se-Indonesia. Syita, sapaan akrabnya, mengaku memperoleh informasi beasiswa ini dari grup WhatsApp "Menuju Sarjana 2026" yang dibagikan oleh Bapak Dennis Nugroho, S.Pd, M.Pd. Informasi tersebut sontak memotivasinya untuk mendaftar. "Saya mendaftar beasiswa ini karena manfaatnya bukan hanya uang saku, tetapi banyak benefit  lainnya yang sangat mendukung masa depan," ujar Syita. Proses pendaftaran beasiswa ini, kata Syita, cukup panjang dan membutuhkan banyak dokumen. Ia harus mengumpulkan berkas pribadi, data orang tua, riwayat pendidikan, indikator keimanan, hingga salinan nilai rapor semester 1 sampai 5. "Proses pendaftarannya lumayan panjang dan dokumen-dokumen yang dikumpulkan lumayan banyak," tambahnya. Setelah melalui tahap seleksi administrasi yang diumumkan pada 4 Agustus 2025 melalui email, Syita melanjutkan ke tes tulis pada 10 Agustus 2025. Pengumuman akhir ia terima pada Senin (25/08/2025) lalu melalui email yang menyatakan dirinya lolos sebagai penerima BSI Scholarship . "Saya sangat bahagia, tetapi ini bukan akhir melainkan awal dari perjalanan untuk mencapai kampus impian saya," kata Syita penuh semangat. Dengan diterimanya beasiswa ini, Syita berharap dapat mewujudkan mimpinya lolos di universitas impian dengan beasiswa penuh. Ia berkomitmen untuk memaksimalkan setiap kesempatan yang ada. "Harapan saya, dengan diterimanya saya di beasiswa BSI Scholarship ini, saya jadi lebih semangat mempersiapkan UTBK dan memanfaatkan mentorship  serta jejaring untuk terus berkembang, berbagi semangat dengan para penerima beasiswa lainnya, dan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar," pungkasnya. Penulis Neza Kartika Putri (12-5)

  • Variasi Unik Tim Gerak Jalan SMAMIX Ini Bikin Penonton Salah Tingkah

    Variasi Unik Tim Gerak Jalan SMAMIX (Aksara/Istimewa) Aksara   - Suasana perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Sedayulawas pada hari Kamis (14/08/25) lalu menjadi lebih semarak berkat penampilan tim gerak jalan putra dari SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX). Tim yang dipimpin oleh Muhammad Bagus Apriansyah ini berhasil mencuri perhatian dan membuat warga Sedayulawas terpukau sekaligus salah tingkah dengan variasi gerakan mereka yang unik dan menghibur.   Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika tim gerak jalan ini serentak melakukan aksi “variasi cinta”, mereka dengan kompak meneriakkan kata “we love you”  kemudian diakhiri dengan gerakan tangan berbentuk hati sambil meneriakkan " saranghao " (aku cinta kamu) ke arah masyarakat yang menonton mereka, sontak membuat banyak penonton tersenyum dan salah tingkah.   Penampilan mereka menuai beragam reaksi. Sebagian besar warga memuji kekompakan dan kreativitas yang ditampilkan.   "Saat pertama melihat, saya sangat terpukau dan terkesan atas kekompakan tim tersebut. Setiap gerakan dilakukan dengan serentak dan variasi yang dilakukan penuh semangat, memikat, dan memberikan kesan lucu secara bersamaan. Terlihat jelas bahwa mereka telah berlatih dengan keras agar dapat memberikan penampilan yang terbaik," ujar salah seorang warga yang menyaksikan di lokasi.   Di balik penampilan yang memukau itu, Ketua Tim Gerak Jalan Putra, Muhammad Bagus Apriansyah, mengakui adanya tantangan besar, terutama terkait efisiensi waktu latihan yang sangat singkat.   "Sebagai ketua regu, menurut saya waktu latihan sangat kurang. Akibatnya, masih ada beberapa anggota yang kurang hafal atau lupa-ingat dalam gerakan variasi maupun formasi," ungkap siswa kelas XII-3 tersebut.   Meskipun demikian, Bagus mengaku cukup puas dengan hasil yang dicapai. "Dengan rentang waktu yang sangat dekat, kami bisa menampilkan gerak jalan yang menarik dan memukau warga," tambahnya.   Meski kreativitas mereka banjir pujian, beberapa warga membandingkan penampilan tahun ini dengan tahun sebelumnya, menyebut adanya sedikit penurunan dalam hal kerapian baris-berbaris. Namun, kritik tersebut tidak menutupi fakta bahwa tim SMAMIX berhasil menjadi "juara di hati warga" berkat semangat dan hiburan yang mereka tawarkan.   Partisipasi mereka bukan hanya untuk kompetisi, tetapi juga sebagai wujud kontribusi dalam memaknai kemerdekaan, yakni dengan menyebarkan semangat positif dan kreativitas kepada masyarakat.   Penulis Putri Eka Risma (12-3)

  • Kebijakan Riasan Wajah di Sekolah: Antara Upaya Pembinaan Karakter dan Pandangan Siswi

    Flyer Kampanye Sekolah Cantik Tanpa Lipstik SMA Muhammadiyah 9 Brondong (Aksara/Istimewa) Aksara  - Kebijakan mengenai penggunaan riasan wajah ( make up ) di lingkungan sekolah kembali menjadi perbincangan hangat. Aturan yang bertujuan menegakkan kedisiplinan ini menimbulkan beragam pandangan, terutama antara pihak sekolah yang mengutamakan fokus pada prestasi dan para siswi yang melihatnya sebagai sarana ekspresi diri.   Menurut keterangan dari pihak sekolah yang diterima dalam wawancara pada Selasa (19/8/2025), batasan penggunaan riasan wajah diterapkan secara jelas. Penggunaan riasan ringan masih memiliki toleransi.   "Untuk memakai make up  pada dasarnya boleh, asalkan sesuai dengan syariat Islam dan aturan sekolah. Seperti memakai bedak tipis saat akan berangkat ke sekolah, jika tidak berlebihan Insya Allah akan diperbolehkan," ujar Bapak Sa’id Al-Falahi, S.H.I, Wakil Kepala Bagian Kesiswaan SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX).   Namun, beliau menegaskan adanya larangan keras untuk riasan yang dianggap berlebihan bagi pelajar. "Yang tidak boleh adalah memakai lipstik—apapun jenisnya—maskara, dan riasan alis karena tidak sepantasnya seorang pelajar berdandan secara berlebihan dan mencolok," tegasnya.   Pihak sekolah berpandangan bahwa larangan ini bertujuan untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan memastikan siswi lebih fokus pada prestasi ketimbang penampilan semata. Menurutnya, proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan baik tanpa bergantung pada penggunaan riasan wajah.   Di sisi lain, kebijakan ini menuai pro dan kontra di kalangan siswi. Bagi sebagian dari mereka, memakai riasan tidak seharusnya dipandang negatif.   "Memakai riasan bisa menjadi bentuk ekspresi dan membantu meningkatkan kepercayaan diri," ungkap salah seorang siswi. Dengan adanya larangan ini, beberapa siswi merasa ruang untuk mengekspresikan diri menjadi terbatas.   Menanggapi berbagai respon tersebut, pihak sekolah berharap para siswi dapat memahami kebijakan ini sebagai bagian dari proses pembinaan karakter. Sementara itu, para siswi masih mengharapkan adanya kelonggaran aturan, khususnya terkait penggunaan riasan bibir seperti lipstik tipis, sebagai jalan tengah antara aturan dan kebebasan berekspresi.   Penulis Putri Firda Sabila (12-3)

  • Tujuh Siswa SMAMIX Sukses Kibarkan Bendera pada HUT RI ke-80 Tingkat Kecamatan

    Bapak Ibu Guru Bersama 7 Siswa SMAMIX Pasukan Pengibar Bendera HUT RI Kecamatan Brondong (Aksara/Istimewa) Aksara - Sebanyak tujuh siswa dari SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX) berhasil menunaikan tugasnya sebagai Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat Kecamatan Brondong. Mereka bertugas pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar di Lapangan Kecamatan Brondong, Ahad (17/8/2025). Ketujuh siswa tersebut terlibat dalam dua prosesi krusial, yaitu upacara pengibaran bendera pada pagi hari dan upacara penurunan bendera pada sore hari. Kedua prosesi berlangsung dengan khidmat, disaksikan oleh jajaran pimpinan kecamatan, perangkat desa, serta masyarakat setempat yang antusias.   Salah satu anggota Paskibra, Hafes Zakiyan Rosyad, mengungkapkan rasa haru dan bangganya dapat mengibarkan Sang Merah Putih di hadapan publik.   "Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Selain dapat menunaikan tugas mulia ini, saya juga mendapatkan banyak teman baru dari sekolah lain. Momen ini benar-benar tak terlupakan," ujarnya.   Apresiasi datang dari Wakil Kepala SMAMIX Bidang Kesiswaan, Sa’id Al-Falahi, S.H.I. Ia menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan para siswanya.   "Kami tentu sangat bangga. Latihan keras yang mereka jalani selama ini telah terbayar lunas dengan pelaksanaan tugas yang sempurna. Menjadi bagian penting dalam peringatan detik-detik proklamasi pada HUT RI ke-80 adalah sebuah kehormatan besar," ungkapnya.   Beliau menambahkan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari kemauan yang kuat, kedisiplinan, serta ketaatan para siswa terhadap aturan selama proses latihan.   “Sejak awal, kami selalu menekankan pentingnya memantaskan diri, disiplin, dan patuh pada instruksi. Harapan kami, setelah sukses menjadi Paskibra, mereka bisa tetap menjaga kedisiplinan hingga lulus, menjadi teladan yang baik, serta membawa citra positif SMAMIX di tengah masyarakat,” jelasnya.   Prestasi ini menambah daftar pencapaian SMAMIX di bidang non-akademik. Pihak sekolah berharap keberhasilan ini dapat menginspirasi seluruh siswa lain untuk lebih semangat dalam mengasah disiplin, kerja sama, dan semangat nasionalisme. Penulis   Dinda Rosyda Al Fithri  (10-3)

  • Menikah: Antara Idealisme Selangit dan Realita di Bumi

    Oleh Sa'id Al Falahi, S.H.I., Wakil Kepala Urusan Kesiswaan SMAMIX (Aksara/(Istimewa) Aksara - Menikah adalah dambaan fitrah setiap insan. Lebih dari sekadar status, ia adalah sebuah gerbang menuju babak baru kehidupan yang dipandang sebagai penyempurna ibadah, sebagaimana diajarkan dalam sunnah Nabi Muhammad SAW. Namun, di tengah romantisasi pernikahan, kita kerap lupa bahwa membangun mahligai rumah tangga tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ia adalah sebuah akad suci, sebuah janji untuk selamanya yang menuntut persiapan lahir dan batin yang sungguh-sungguh. Persiapan ini bukanlah sekadar tentang resepsi megah atau gaun yang indah, melainkan tentang fondasi yang akan menopang bangunan rumah tangga hingga akhir hayat.   Fondasi pertama dan utama adalah ilmu . Pepatah "berilmulah sebelum beramal" menemukan relevansinya yang paling kuat di sini. Tanpa ilmu tentang hak dan kewajiban suami-istri, cara mengelola konflik, hingga pendidikan anak, sebuah pernikahan akan berjalan tanpa arah, rentan tersesat di tengah badai kehidupan. Mencari ilmu tentang pernikahan ini penting, baik melalui buku, kajian, maupun bertanya kepada orang yang dipercaya.   Selaras dengan ilmu, kesiapan mental  adalah pilar berikutnya. Pernikahan adalah penyatuan dua kepala dengan emosi dan latar belakang yang berbeda. Tanpa mental yang dewasa dan stabil, ego akan menjadi raja, dan konflik-konflik kecil pun dapat membesar menjadi api yang menghancurkan. Jika merasa belum siap, menunda adalah sebuah pilihan bijak. Namun, bagi seorang perempuan, manakala datang seorang pria yang sholeh  dan baik agamanya datang melamar, maka tidak boleh ditolak.   Tentu, kesiapan finansial juga menjadi penopang yang tidak bisa diabaikan. Bukan berarti harus bergelimang harta, namun memiliki kemandirian finansial yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar adalah sebuah bentuk tanggung jawab. Pernikahan yang dimulai dengan utang karena gengsi resepsi mewah seringkali menjadi awal dari masalah-masalah berikutnya. Kuncinya adalah mengukur kemampuan, bukan menuruti gengsi dan keinginan semua orang.   Lalu, siapa yang akan menjadi teman seperjalanan? Memilih calon pasangan  adalah salah satu keputusan terpenting dalam hidup. Islam memberikan panduan kriteria: harta, keturunan, rupa, dan agamanya. Walaupun ketiganya adalah bonus yang menyenangkan, agama dan akhlak adalah fondasi yang tidak bisa ditawar. Ingatlah sebuah prinsip penting: "Jodoh adalah cerminan diri." Mustahil mendambakan pasangan yang ideal jika kita sendiri enggan memperbaiki diri. Maka, perjalanan mencari jodoh sesungguhnya adalah perjalanan memantaskan diri.   Di tengah perjalanan persiapan ini, jangan pernah merasa berjalan sendirian. Serap nasihat   para senior , terutama orang tua. Jangan sungkan untuk bertanya, walaupun terkadang merasa tabu. Lebih baik bertanya daripada sesat di jalan. Dengan bertanya, maka anda akan mendapat solusi dan jalan keluar dari masalah anda. Nikmat yang besar yang di miliki seorang muslim diantaranya adalah memiliki guru yang baik dan berkah. Maka senantiasa lah memiliki guru dan dekatlah dengan gurumu. Jika orang tuamu yang melahirkan dan merawatmu maka gurumulah yang membimbing dan menunjukimu menuju kebaikan dunia dan akhiratmu     Dilema Menikah di Usia Muda Salah satu diskusi yang tak pernah usai adalah tentang menikah di usia muda. Di satu sisi, ia menawarkan benteng dari perbuatan zina, menenangkan hati, dan menjadi momen romantis dengan stamina yang masih prima. Namun di sisi lain, usia muda seringkali identik dengan emosi yang labil, minimnya pengalaman dalam menghadapi konflik, dan kondisi finansial yang belum mapan. Tidak ada jawaban tunggal yang benar untuk semua orang. Setiap individu harus menimbang kondisi, kesiapan ilmu, mental, dan finansialnya masing-masing.   Poin pertama yang menarik adalah "teori umur nikah" yang menggambarkan bagaimana ekspektasi seorang wanita dapat bergeser seiring berjalannya waktu. Ini bukanlah sebuah penghakiman, melainkan sebuah pengamatan sosial yang cukup relevan.   Usia 15-25: "Sopo Aku, Sopo Awakmu" (Siapa Aku, Siapa Kamu)  Fase ini adalah panggung idealisme. Berbekal energi masa muda dan impian yang melangit, seorang wanita sering kali berada dalam posisi memilih dan memilah dengan standar setinggi mungkin. Ia sedang membangun identitasnya ("sopo aku"), dan secara bersamaan, menyeleksi dengan ketat siapa yang pantas mendampinginya ("sopo awakmu"). Ini adalah masa di mana kriteria fisik dan status sosial sering kali mendominasi daftar.   Usia 26-35: "Iki Aku, Sopo Awakmu" (Inilah Aku, Siapa Kamu)  Memasuki fase ini, seorang wanita biasanya sudah lebih matang. Ia telah memiliki pencapaian, karier, atau setidaknya pemahaman yang lebih solid tentang siapa dirinya. Pernyataannya berubah menjadi "Inilah aku," sebuah deklarasi tentang nilai dan apa yang bisa ia tawarkan dalam sebuah hubungan. Standar tetap ada, namun kini lebih didasari pada kesetaraan dan pemahaman yang lebih dalam, bukan lagi sekadar fantasi. Pertanyaannya menjadi lebih tegas: "Kamu siapa, dan apa yang bisa kita bangun bersama?"   Usia 36 ke atas: "Sopo-sopo Gelem" (Siapa Saja Mau)  Meski terdengar pesimistis, frasa ini sebenarnya mencerminkan sebuah pergeseran prioritas yang drastis. Di tahap ini, pengalaman hidup mengajarkan bahwa kriteria superfisial seperti kekayaan atau ketampanan bukanlah segalanya. Fokus beralih pada esensi: teman hidup, pendamping di hari tua, dan seseorang yang bisa memberikan ketenangan. Ini bukan tentang keputusasaan, melainkan tentang kebijaksanaan dalam memahami bahwa yang terpenting adalah komitmen dan kecocokan jiwa, bukan lagi daftar kriteria yang kaku.   Kriteria Mencari Jodoh yang Ideal Daftar kriteria jodoh yang disebutkan—Kaya, Ganteng, Keturunan Baik, dan Agama yang Baik—adalah cerminan dari dambaan yang wajar. Manusia secara alami menginginkan yang terbaik. Namun, pendekatan yang diusulkan sangatlah bijak: mulai dari yang ideal, namun pahami apa yang menjadi minimal.   Menempatkan kekayaan dan penampilan di urutan atas adalah hal yang lumrah, namun menyadari bahwa ini adalah "bonus" adalah sebuah kedewasaan. Konsep "menurunkan grade " adalah latihan mengelola ekspektasi. Puncaknya adalah penetapan standar minimal yang tidak bisa ditawar: baik agamanya .   Mengapa ini menjadi keutamaan? Karena agama (dalam artian akhlak dan moralitas) adalah kompas yang akan menuntun sebuah bahtera rumah tangga. Harta bisa habis, ketampanan bisa memudar, tetapi pemahaman agama yang baik akan membentuk karakter, tanggung jawab, dan cara menghadapi konflik. Ia adalah jangkar yang menjaga pernikahan tetap kokoh di tengah badai.   Prinsip Cermin: Jodoh Adalah Refleksi Diri Inilah inti dari seluruh perbincangan ini: "Jodoh itu cerminan diri."  Nasihat ini adalah tamparan lembut namun menyadarkan. Bagaimana mungkin kita menuntut pasangan yang ideal jika kita sendiri jauh dari kata itu? Ingin pasangan yang kaya ? Sudahkah kita menjadi pribadi yang pekerja keras, mandiri secara finansial, dan pandai mengelola keuangan? Mendamba pasangan yang ganteng/cantik ? Sudahkah kita merawat diri sebagai bentuk syukur dan menghargai diri sendiri? Mengharap dari keturunan orang baik ? Sudahkah kita menjaga akhlak dan nama baik keluarga kita sendiri? Memimpikan pasangan yang baik agamanya ? Sudahkah kita berjuang memperbaiki ibadah, akhlak, dan kedekatan kita dengan Tuhan?   Prinsip ini mengubah pencarian jodoh dari sekadar "mencari" menjadi "menjadi". Perbaiki diri, tingkatkan kualitas diri, maka InsyaAllah, kita akan menarik seseorang yang sepadan. Kalau anda tidak ideal, bagaimana mungkin berharap mendapatkan pasangan yang ideal.. pikirkanlah..!   Menikah Muda: Berkah dan Tantangannya Menikah di usia muda adalah pilihan yang menawarkan dua sisi mata uang.   Sisi Positifnya  adalah benteng. Ia menjadi benteng dari zina, memberikan ketenangan hati, dan memungkinkan pasangan untuk menyalurkan energi dan romantisme masa muda di jalan yang halal. Stamina yang prima dan kesempatan memiliki keturunan lebih banyak juga menjadi nilai tambah yang tidak bisa diabaikan. Ini adalah jalan untuk tumbuh dewasa bersama-sama, dari nol.   Sisi Negatifnya  adalah ujian. Emosi yang belum stabil membuat pernikahan rentan konflik. Kurangnya pengalaman hidup menjadi tantangan saat menghadapi masalah. Keterbatasan ilmu dan kondisi finansial yang belum mapan dapat menjadi tekanan berat dalam mengurus anak dan rumah tangga.   Lalu, mana yang harus dipilih? Jawabannya kembali kepada individu. Tidak ada formula tunggal.  Kuncinya adalah kesiapan , bukan sekadar keinginan . Siapkah secara emosional untuk mengelola ego? Siapkah secara mental untuk memikul tanggung jawab? Siapkah secara spiritual untuk saling membimbing?   Pada akhirnya, perjalanan menemukan jodoh adalah sebuah seni menyeimbangkan antara idealisme dan realitas. Ia bukan garis finis, melainkan garis start dari sebuah perjalanan panjang yang menuntut pembelajaran seumur hidup. Dengan membekali diri melalui ilmu, mematangkan mental, mempersiapkan finansial, memilih pasangan karena agamanya, dan senantiasa mencari bimbingan, insyaAllah perjalanan sakral ini akan menjadi sumber kebahagiaan dunia dan akhirat. Penulis Sa’id Al Falahi, S.H.I (Waka Kesiswaan)

  • SMAMIX Gelar Gladi Bersih untuk Peringatan HUT Kemerdekaan ke-80

    Petugas Upacara HUT RI ke-80 SMAMIX lakukan Gladi Bersih (Aksara/Istimewa) Aksara  – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, para petugas upacara di SMA Muhammadiyah 9 Brondong (SMAMIX) menggelar gladi bersih pada Jumat (15/08/2025). Latihan ini dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian upacara yang akan dilaksanakan di halaman sekolah pada hari Ahad, 17 Agutus 2025 itu dapat berjalan lancar dan khidmat.   Selama sepekan terakhir, siswa yang terpilih sebagai petugas upacara, termasuk pasukan pengibar bendera dengan formasi 17 orang, telah menjalani latihan intensif di bawah bimbingan guru olahraga, Bapak Dimas Candra Rahma Wiguna, S.Pd.   "Kami ingin memberikan  yang terbaik dalam upacara peringatan Hari kemerdekaan Indonesia ke-80 ini. Gladi bersih ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana" ujar bapak Dimas.   Menurutnya, gladi bersih petugas upacara lebih dari sekedar latihan pada aspek teknis, melainkan menjadi momentum untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan semangat Nasionalisme kepada para siswa yang diutus sebagai petugas. Beliau juga menambahkan bahwa dengan ikut serta mengambil andil sebagai petugas upacara juga bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.   Dengan persiapan yang matang, Bapak Dimas optimis upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 yang dapat berkesan dan bermakna serta dapat menginspirasi seluruh warga SMAMIX dengan turut berkontribusi dalam hal-hal yang baik untuk membangun bangsa dan Negara.   Penulis Muhammad Najmuddin Islamy (12-5)

bottom of page